Produksi Padi Bisa Melejit, Asal Target LTT Segera Terpenuhi
Luas Tambah Tanam (LTT) padi merupakan indikator penting dalam pembangunan pertanian, yang menggambarkan bertambahnya luas areal sawah yang ditanami dalam periode tertentu. LTT menjadi tolok ukur capaian program tanam, karena semakin luas areal yang berhasil ditanami, semakin besar pula potensi produksi padi yang akan mendukung ketersediaan pangan. Dengan kata lain, LTT tidak hanya mencerminkan aktivitas fisik penanaman, tetapi juga menjadi ukuran strategis dalam mengejar kemandirian pangan daerah maupun nasional.
Ambon, 29 Agustus 2025 – BRMP Maluku mengadakan Rapat Evaluasi Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) pukul 09.00 WIT. Pertemuan ini berlangsung secara hybrid, yakni luring di BRMP serta daring melalui Zoom Meeting. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku Tauda yang menekankan pentingnya konsolidasi menjelang puncak musim tanam September. Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Kepala BRMP Maluku, Kepala BBPPTP Ambon, Kepala Dinas Pertanian serta jajaran bidang pangan, hortikultura, perkebunan, penyuluhan, dan pengawasan benih. Selain itu, rapat juga akan melibatkan kepala dinas pertanian kabupaten/kota se-Maluku, penyuluh pertanian, hingga petugas SIDPPS.
Rapat ini dipandang krusial untuk mengevaluasi capaian LTT Agustus sekaligus menyusun strategi percepatan tanam padi dan jagung demi mendukung kemandirian pangan Maluku. Pemerintah Provinsi berharap sinergi lintas instansi dapat memperkuat perencanaan, mempercepat realisasi target tanam, serta mengatasi berbagai hambatan di lapangan.
Hingga 28 Agustus, realisasi tanam baru mencapai 49% dari target di bulan agustus, masi ada 3 hari untuk memenuhi target yang ditetapkan. Meski begitu, beberapa kabupaten masih menghadapi tantangan serius, terutama di Kepulauan Tanimbar yang perlu dipacu untuk segera menanam padi gogo. Kendala lain yang mencuat adalah keterbatasan benih segera diusahakan untuk bisa terpenuhi. Pemprov Maluku pun akan segera meminta tambahan benih khususnya jagung ke pemerintah pusat untuk mengejar target penanaman 1.928 hektar.
Dalam rapat, peserta juga menyoroti persoalan teknis seperti irigasi, sedimentasi saluran, serta sinkronisasi laporan antara daerah dan pusat. Meski berbagai kendala masih dihadapi, seluruh pihak sepakat untuk mempercepat penanaman pada September–Oktober dengan target lebih ambisius, sekaligus memperkuat koordinasi pelaporan agar capaian kemandirian pangan Maluku dapat terealisasi tahun ini.